Ilmu Sosial Budaya Dasar Tentang Kebudayaan
1. PENGERTIAN DAN WUJUD KEBUDAYAAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya
sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari kata budi-daya yang berarti cinta,
karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa snsekerta buddayah
yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.dalam bahasa
inggris kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda
diistilahkan dengan kata Cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata corela.
Berikut pengertian budaya atau
kebudayaan dari beberapa ahli:
1. E.B. Tylor, budaya
adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton,
kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan
hasil ntingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan
diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Koentjaraningrat,
mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri
manusia dengan belajar.
4. Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil
karya, cipta, dan rasa masyarakat.
B. Perwujudan Kebudayaan
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa
kebudayaan itu dibagi atau digolongkan kedalam tiga wujud yaitu:
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan nilai-nilai norma-norma dan peraturan
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai
benda-benda hasil karya manusia.
Berdasarkan penggolongan wujud
budaya tersebut, maka kebudayaan dapat dikelompokan menjadi dua:1. Budaya yang
bersifat abstrak dan 2. Budaya yang bersifat kongkrit.
Sebagaimana telah disebutkan koentjaraningrat
wujud budaya kongkrit ini dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri dari:
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau
bertingkahlaku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam
masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (patterns of behavior)
masyarakat. Pola-pola perilaku adalah cara bertindak seluruh anggota suatu
masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama.
Manusia mempunyai aturan main
tersendiri dalam hidupnya di masyarakat, karena itu menurut Rapl Linton dalam
mengatur hubungan antarmanusia diperlukan design for living atau garis-garis
petunjuk dalam hidup sebagai bagian budaya, misalnya:
1. Apa yang baik dan buruk, benar
dan salah, sesuai dan tidak sesuai dengan keinginan (valuational element)
2. Bagaimana orang harus berlaku
(priscriptive element)
3. Perlu tidaknya diadakan upacara
ritual adat atau kepercayaan, (cognitive element).
b. Bahasa
Ralph linton menyebutkan bahwa salah
satu penyebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai
tarafnya seperti sekarang ialah bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir
dan alat berkomunikasi. Tanpa berfikir dan berkomunikasi kebudayaan sulit ada.
Sebagaimana diketahui sebuah pepatah mengatakan: bahasa menunjukan bangsa,
artinya bahasalah yang mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu saja termasuk
didalamnya kebudayaan bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa
dapat dibentuk, dibina, dikembangkan, serta dapat diwariskan pada generasi
mendatang.
c. Materi
Budaya materi merupakan hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat. Bentuk materi ini
berupa pakaian, alat-alat rumah tangga, alat produksi, alat transportasi, alat
komunikasi, dan sebagainya.
Klasifikasi unsur budaya dari yang
kecil hingga yang besar adalah sebagai berikut:
1. Items, unsur yang paling kecil
dalam budaya
2. Traits, merupakan gabungan
beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan
beberapa dari items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan
gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas
budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (cultural universal).
Terjadinya unsur budaya tersebut dapat melalui discovery, yaitu penemuan yang
terjadi secara sengaja atau kebetulan, yang sebelumnya tidak ada. Dan
invention, yaitu penemuan atau usaha yang sengaja untuk memperoleh hal-hal
baru.
2. SISTEM, UNSUR, DAN SUBSTANSI
BUDAYA
A. SISTEM BUDAYA
Kata sistem berasal dari bahasa
Yunani, yaitu systeme yang berarti seperangkat elemen-elemen (bagian-bagian)
yang bekerjasama secara teratur. Konsep system dapat ditujukan kepada:
organisasi, kumpulan, himpunan, organ tubuh dan seterusnya. Menurut Emile
Durkheim masyarakat merupakan suatu system, yaitu sistem sosial budaya adalah
unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain escara
teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya.
System budaya merupakan komponen
dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan
konsep, serta keyakinan dengan demikian sitem kebudayaan merupakan bagian dari
kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat
istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sitem norma dan disitulah salah
satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan
tingkah laku manusia.
System kebudayaan suatu daerah akan
menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang beda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokan
kedalam 2 yaitu:
a) Kebudayaan
material
Kebudayaan material antara lain
hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat pengolahan alam, seperti
gedung,pabrik, jalan ,rumah dan sebagainya.
b) Kebudayaan
non material
Merupakan hasil cipta, karsa yang
berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Non
material antara lain adalah :
1. Cara (usage)
Proses interaksi yang terus menerus
akan melahirkan pola-pola tertentu yang disebut cara (usage). Norma yang
disebut cara hanya mempunyai kekuatan yang lemah disbanding norma yang lain.
Pelanggaran terhadap norma ini hanya disebut tidak sopan, misalnya makan sambil
berdiri, berdecak bersendawa dan sebagainya.
2. Volkways (Norma
kelaziman/kebiasaan)
Kebiasaan adalah perbuatan yang
diulang-ulang dalam bentuk sama, merupakan cermin bahwa orang tersebut menyukai
perbuatannya. Contohnya bertutur sopan santun, member slaam, menghormati orang
tua. Pelanggaran terhadap keiasaan masyarakat. Sanksi terhadap pelanggaran ini
berupa teguran, sindiran, dipergunjingkan dan sebagainnya yang sifatnya sanksi
masyarakat, yang mungkin dianggap ringan.
3. Mores (Norma tata kelakuan/norma
kesusilaan)
Mores adalah aturan yang
berlandaskan pada apa yang baik dan seharusnya menurut ajaran agama, Filsafat
atau nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap usage, folkways hanya akan dianggap
aneh atau tidak sopan, tetapi pelanggaran terhadapan mores akan disebut jahat.
Contoh terhadap mores adalah berzinah. Sanksinya berat, dirajam atau diusir
dari kampong halamnnya. Karena sanksinya yang berat mores disebut norma berat.
Fungsi norma tata kelakuan di
masyarakat:
a. Memberikan batas-batas pada
kelakuan individu (berupa perintah dan larangan)
b. Mengidentifikasi inividu dengan
kelompoknya (memaksa individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan norma yang
berlaku)
c. Menjaga solidaritas antar anggota
masyarakat( menjaga keutuhan dan kerjasama antar anggota massyarakat)
4. Norma adat istiadat (custom)
Tata kelakuan yang kekal. Serta kuat
integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi adat
istiadat (custom). Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat dapat
memperoleh sanksi yang berat, misalnya dikucilkan dari masyarakat. Misal, bercerai
adalah suatu aib besar bagi masyarakat Lampung. Dalam masyarakat sunda
perempuan apabila tidak dilamar dianggap aib, sebaliknya dalam masyarakat
Minang perempuanlah yang melamar laki-laki dan ssebagainya.
5. Norma hokum (Laws)
Adalah suatu norma yang lebih tepat
disebut sebagai hokum yang tertulis, meskipun tidak selalu demikian. Laws
adalah suatu rangkaian aturan yang diyujukan kepada anggta masyarakat yang
berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan larangan agar dalam
masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan. Atura ini lazimnya tertulis
yang dikodifikassikan dala bentuk berbagai macam kitab undang-undang, atau
tidak tertulis berupa keputusan-keputusan hokum pengadilan adat. Karena
sebagian besar norma hokum adalah tertulis maka sanksinya adalah yang paling
tegas bila dibandingkan dengan norma lain.
6. Mode (fashion)
Mode atau fashion adalah cara dan
gaya melakukan dan membuat sesuatu yang sering berubah-ubah serta diikuti orang
banyak. Hal terakhir ini merupakan ciri khas dari mode yakni sifatnya missal.
Mode atau fashion tidak hanya tampak pada cara orang memotong dan menggunakan
pakaian, cara mengatur rambut dan sebagainya, tetapi juga dalam hal mengejar
sesuatu yang baru di bidang lain. Dari mode akan lahir sesuatu yang baru yang
bersifat inovatif, misalnya tarian tradisional jawa dielaborasi dengan kesenian
melayu atau bali akan lahir tarian kontemporer modern, tetapi dari mode juga
akan melahirkan sesuatu yang dianggap aneh oleh masyarakat misalnya rambut
dengan gaya funky, dengan di cat berwarna-warni yang mungkin nantinya akan
dianggap biasa.
Dalam system budaya ini terbentuk
unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata
kelakuan manusian yang terwujud dalam unsure kebudayaan sebaga satu kesatuan.
Berikut akan dijelaskan tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut.
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Adanya perbedaan wujud kebudayaan
antara satu budaya dengan budaya lain disebabkan karena dalam masyarakat
terdiri atas berbagai unsure, baik yang besar maupun yang kecil yang membentuk
satu kesatuan. Ada banyak pendapat tentang unsure-unsur yang membentuk satu
kebudayaan.
1. Melville J. Herskovits,
unsur-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut:
a. Alat-alat teknologi
b. System ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski
menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut
a. System norma-norma yang
memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat agar menguasai alam
sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga-lembaga
atau petugas-[etugas untuk pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga adalah
lembaga pendidikan yang utama
d. Organisas kekuatan
3. C. Kluckhohn
berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal
(cultural universal) artinya ketujuh unsur ini dapat ditemukan pada semua
kebudayaan bangsa di dunia yaitu:
a. System religi
b. System pengetahuan
c. System mata pencaharian hidup
d. Sistem peralatan hidup atau
teknologi
e. Organisasi kemasyarakatan
f. Bahasa
g. Kesenian
Tiap-tiap unsure kebudayaan ini
dapat diperinci menjadi unsure-unsur yang lebih kecil hingga beerapa kali.
Dengan metode Raplh Linton pemerinci dapat dilakukan hingga empat kali. Karena
serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan setiap unsure kebudayaan universal
itu juga mempunyai tiga wujud Yaitu wujud system budaya, wujud sistem sosial
dan wujud kebudayaan fisik sehingga pemerincian dari ketujuh unsure tersebut
masing-masing harus juga dilakukan mngenai ketiga wujud tersebut.
Wujud system dari unsur kebudayaan
universal berupa adat dan pada tahap pertamanya adat dapat diperinci lagi
menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks budaya dapat diperinci lagi menjadi
tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap tema budaya dapat diperinci dalam
gagasan.
C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA
Substansi (isi) utama kebudayaan
merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang
bermunculan di dalam masyarakat yang member jiwa kepada masyarakat itu sendiri,
baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
1) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki
manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan
hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a. Alam sekitar
b. Alam flora di daerah tempat
tinggal
c. Alam fauna di daerah tempat
tinggal
d. Zat-zat bahan mentah dan
benda-benda dalam lingkungannya
e. Tubuh manusia
f. Sifat-sifaat dan tingkah laku
sesame manusia
g. Ruang dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan
tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengelaman langsung ini akan membentuk kerangka fikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya.
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengelaman langsung ini akan membentuk kerangka fikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang
diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di sekolah) maupun dari pendidikan
non-formal (tidak resmi), seperti kursus-kursus, penataran-penataran dan
ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang
bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simbolik.
2) Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang
selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oeh seluruh manusia
sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai
apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (niulai estetika), baik
(nilai moral atau etis), religius (nilai agama).
C. Kluchon mengemukakan, bahwa yang
menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia adalah lima dsar yang
bersivat universal, yaitu :
a) Hakikat hidup manusia
b) Hakikat rakyat manusia
c) Hakikat waktu manusia
d) Hakikat alam manusia
e) Hakikat hubungan antar manusia.
3) Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman
bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi masalah yang
dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan
oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu, pendangan hidup merupakan nilai-nilai
yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh
individu,kelompok, atau bangsa. Jika suatu bangsa tidak mempunyai pandangan
hidup maka bangsa tersebut akan mudah dikendalikan oleh bangsa lain, mudah
goyah, kehilangan jati diri dan akhirnya sulit untuk menjadi bangsa dan atau
negara mempunyai serangkaian visi dan misi yang ingin dicapai dalam kehidupan,
tidak mudah goyah dan mempunyai prinsip ingin mewujudkan pandangan hidupnya.
Dengan demikian, pandangan hidup
adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang
diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
4) Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti
yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pada dasarnya, manusia yang memiliki
naluri untuk menghambakan diri kepada yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di
luar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia.
Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidak mampuan manusia dalam dalam
mengahdapai tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang mampu
memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan
kehidupan.
Kepercayaan terhadap “sesuatu” yang
“maha” diluar diri manusia. Bermacam-macam tergantung keyakinan manusia.
5) Presepsi
Persepsi atau sudut pandang adalah
suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangakt kata-kata yang
digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
Persepsi terdiri atas:
1. Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan slah satu indera manusia,
2. Persepsi telepati, kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain,
3. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
1. Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan slah satu indera manusia,
2. Persepsi telepati, kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain,
3. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
Dalam keseharian kadangkala persepsi
manusia yang satu berbeda dengan persepsi manusia yang lain, hal ini desebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman, pengetahuan dan lingkungan, serta
proses dalam diri manusia.
Proses timbulnya persepsi dalam diri
seseorang melalui tahapan-tahapan yang dialami oleh manusia: pancaindera serta
alat penerima yang lain, menrima getaran eter (cahaya dan warna), getaran
akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal(berat-ringan), tekana
termikal (panan-dingin), dan sebagainya. Rangsangan tersebut masuk kedalam
sel-sel tertentu dibagian otaknya. Ditempat itu, berbagai macam proses fisik,
fisologo dan psikologi terjadi. Berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah
menjadi suatu susunan yang duipancarkan dan diproyeksikan menjadi suatu
gambaran tentang lingkungan individu yang melahirkan persepsi.
6) Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam
Antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti watak khas. Etos sering tampak
pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya,
serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang
asing.
Masing-masing suku mempunyai etos
kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja berbeda sangat mencolok, apa yang
baik menurut suku tertentu belum tentu baik menurut suku yang lain, oleh
karenanya diperlukan sikap kedewasaan untuk memahami kebudayaan lain.
3. SIFAT BUDAYA DAN KECENDERUNGANNYA
A. SIFAT-SIFAT BUDAYA
Kendati kebudayaan dimiliki oleh setiap
masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku
bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan memiliki ciri dan sifat yang sma.
Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal.
Dimana sifat-sifat budaya itu memilki ciri-ciri yang sama bagi setiap
kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau
pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku bagi setiap budaya dimanapun juga.
Sifat hakiki dari kebudayaan
tersebut, antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan
dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu
dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya
usua generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia
dan diwujudkan dlam tingkah laku.
4. Budaya mencakup
peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan, yang
diterima atau ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan
yang diijinkan.
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri
setiap budaya. Akan tetapi, apabila seseorang atau sekelompok orang yang
memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih dahulu ia harus memecahkan
pertentangan-pertentangan yang ada didalamnya.
B. BUDAYA DIMILIKI BERSAMA OLEH
SUATU KELOMPOK
Sebagaimana telah dijelaskan,
masyarakat sebagai wadah dan dan budaya sebagai isi merupakan kesatuan yang
dapat dipisahkan dan merupak dua komponen yang bersatu. Setiap masyarakat
memilki budaya dan setiaop budaya pasti ada masyarakat yang memilikinya.
Masing-masing masyarakat seringkali memiliki budaya yang bersifat khas, yaitu
hanya dimilki masyarakat tersebut.
Ciri khas perbedaan itu disebabkan
oleh perbedaan latar belakang masyarakat yang bersangkutan. Faktor-faktor
penyebab perbedaan itu antara lain:
1. Faktor Alam
Faktor alam atau lingkungan
geografis ialah faktor letak tata bumi, iklim, dan faktor alam lainya. Faktor
alam ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan budaya. Misalnya
musik angklung, suling, dan calung pertama kali berasl dari Jawa barat karena
alam Jawa Barat menyediakan banyak bambu.
2. Faktor Kebiasaan
Kebiasaan yang ada disuatu
masyarakat berbeda satu dengan yang lainnya, kadangkala apa yang boleh dalam
masyarakat tertentu dilarang oleh masyarakat lain. Misalnya di Jepang
mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap sebagai tanda penghargaan
terrhadap orang yang memunyai derajat sosial yang lebih tinggi, sebaliknya di
Inggris mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap penghinaan.
3. Faktor Kedaerahan
Faktor kedaerahan melahirkan budaya-
budaya khusus (sub kultur) pada masyarakat yang tinggal didaerah berlainan satu
sama lain. Misalnya kebiasaan yang berlaku pada masyrakat sunda akan berbeda
dengan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat Minahasa, Padang, dan sebagainya.
4. Pelapisan sosial
Pelapisan sosial atau strata sosial
dapat mempengaruhi perbrdaan kebudayaan golongan masyarakat, misalnya dulu
golongan ningrat akan berneda tutur kata, berpakaian dengan golongan rakyat
biasa masa sekarang juga antara kelas menengah keatas akan berbeda cara
bersikap, bergaul, berpakaian dengan orang kebanyakan.
C. KECENDERUNGAN BERTAHAN DAN
BERUBAHNYA KEBUDAYAAN
Kebudayaan akan terus hidup manakala
masyarakat mau mempertahankannya, sebaliknaya kebudayaan akan musnah jika
masyarakat tidak lagi menggunakannya.
Dalam mempelajari kebudayaaan selalu
harus diperhatikan hubungan antara unsur- unsur yang mempengaruhi budaya itu
cenderung bertahan atau berubah dan situasi serta kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang bersangkutan.
Unsur- unsur penyebab kecenderungan
bertahannya suatu budaya antara lain:
1. Unsur Idiologi
Idiologi merupakan kumpulan,
gagasan, serta tatanan yang baik dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.
Idiologi adalah jiwa dan kepribadian bangsa yang menyebabkan suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain. Idiologi digunakan sebagai pedoman hidup suatu
bagsa. Dengan demikian, unsur idiologi ini kecenderungan tetap bertahan karena
sudah diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat atau bangsa.
2. Unsur Kepercayaan / Religi
Semua aktivitas manusioa yang
berhubungan dengan kepercayaan / religi didasarkan pada suatu keyakinan akan
suatu kebenaran (keimanan). Oleh karena itu unsur kepercayaan atau religi ini
cenderung tetap bertahan karean menyangkut keyakinan, krpatuhan, atau keimanan
yang diyakini.
3. Unsur Seni
Seni adalah sesuatu yang bersifat
indah, seni melahirkan cinta kasih, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, baik
terhadap Tuhan, maupun terhadap sesama manusia.
Pengungkapan rasa seni dapat melalui
musik, tari, lukis, sastra, dan sebagainya, sebagai hasil cipta, karsa, manusia
yang cenderungbertahan dari masa ke masa.
4. Unsur Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi,
penghubung suatu maksud antar manusia, dari bahasa kita dapat mengungkapkan apa
yang kita inginkan.
Bahasa kecenderungan tetap berubah
dari masa ke masa, meskipun kosakatanya semakin berkembang, tanpa bahasa
manusia tidak dapat berhubungan satu sama lain.
Sedangkan, unsur- unsur
kecenderungan perubahan budaya dikarenakan antara lain :
1. Unsur Mata
pencaharian
Mata pencaharian dengan system
tradisional cenderung berubah menjadi suatu system yang lebih maju. Perubahan
mencakup system produksi, distribusi, konsumsi. Perubahan tersebut disebabkan:
a. Rasa tidak puas terhadap keadaan
dan situasi yang ada
b. Sadar akan adanya kekurangan-
kekurangan
c. Usaha- usaha menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman
d. Meningkatkan kebutuhan
e. Adanya keinginan untuk
meningkatkan taraf hidup
f. Sikap terbuka terhadap hal- hal
baru (inovatif)
Dengan demikian, system
matapencaharian hidup cenderung berubah dari masa ke masa, seiring dengan
perubahan jaman, perkembangan ilmu dan teknologi, serta pola hidup.
2. Unsur sistem
teknologi
Manusia tidak dapat menutup diri
dari kemajuan teknologi karena teknologi sendiri bernaksud memudahkan manusia.
Kemajuan teknologi berkembang seiring dengan meningkatnya pengetahuan manusia.
Perkembangan teknologi dapat dilihat
dari periodisasi zaman, yaitu zaman batu, zaman perunggu, zaman besi, dan kini
disebut zaman modern. Dengan demikina teknologi kecenderungan berubah seiring
perkembangan akal dan pengetahuan manusia.
3. Unsur
Pengetahuan
Sistem pengetahuan manusia mengalami
perubahan menjadi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia
lebih mengetahui dan mendalami segi kehidupan. Oleh karena itu, ilmu
pengetahuan terus berkembang sesuai dengan perkembangan dan tingkat
keingintahuan manusia. Misalnya ilmu pengertahuan dulu menyebutkan Plato adalah
sebuah planet, namun kini terbukti bahwa Plato bukanlah sebuah planet.
D. BUDAYA DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
HIDUP MANUSIA
Budaya berfungsi membantu manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia terdiri atas kebutuhan
biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikologis. Manusia mempunyai
berbagai kebutuhan aga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain itu,
kebutuhan manusia muncul sebagai upaya manusia untuk memanfaatkan lingkungan.
Kebutuhan manusia akan berbeda sesuai
dengan tempat, waktu, situasi, dan kondisi. Kebutuhan di desa akan berbeda
dengan kebutuhan di kota, kebutuhan pada waktu musim hujan akan berbeda dengan
kebutuhan pada waktu musim kemarau, dan sebagainya.
1. Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis mutlak harus
dipenuhi manusia, artinya jika kebutuhan biologis ini tidak terpenuhi maka
organ tubuh manusia akan terganggu, bahkan bisa meninggal dunia.
Kebutuhan biologis mencakup:
a. Makan dan minum
b. Istirahat
c. Buang air besar dan kecil
d. Perlindungan dari iklim dan cuaca
e. Pelepasan dorongan seksual
f. Kesehatan yang baik
Dalam upaya memenuhi kebutuhan
biologis, manusia yang satu harus memperhatikan kepentingan manusia yang lain.
2. Kebutuhan sosial
Untuk memudahkan tercapainya
kebutuhan biologis, manusia memerlukan kebutuhan social. Kebutuhan sosial
antara lain:
a. Kegiatan
bersama
Dalam kehidupan di masyarakat,
manusia tidak bisa hidup sendiri, karena pasti membutuhkan manusia yang lain.
Oleh sebab itu, manusia menciptakan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sejak dulu manusia tidak bisa
hidup sendiri, karenanya manusia disebut makhluk sosial.
b.
Berkomunikasi dengan sesama
komunikasi antar manusia dapat
dilakukan baik dengan lisan, tulisan, maupun isyarat. Tanpa kemampuan
komunikasi dengan sesama, manusia akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, proses berkomunikasi telah dilakukan pada
anak-anak sejak usia balita demi pertumbuhan fisik dan mentalnya.
c. Keteraturan
sosial dan kontrol sosial
Keteraturan sosial dan kontrol
sosial sangat dibutuhkan manusia sebagai warga masyarakat. Keteraturan sosial
akan menciptakan suatu masyarakat yang tertib, aman, dan tenteram. Keteraturan
ini akan tercapai apabila semua anggota masyarakat bersikap dan bertingkah laku
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada. Untuk menjaga keteraturan
sosial diupayakan adanya kontrol sosial. Kontrol sosial dapat dilakukan
antarmanusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
d. Pendidikan
Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut
dapat terlaksana, pedidikan sangat dibutuhkan. Pendidikan dapat membuka mata
dan hati serta wawasan menuju kearah kehidupan yang lebih baik.
3. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis meliputi
hal-hal berikut:
a. Rileks atau
santai
Rileks atau santai pengendoran
ketegangan, merupakan kebutuhan psikologis untuk menghilangkan kejenuhan dan
berfungsi sebagai penyegar (refreshing) kehidupan manusia.
Manusia dalam melakukan aktivitasnya
sering mengalami kelelahan dan kejenuhan, oleh karena itu manusia perlu
bersantai agar semangatnya timbul kembali, misalnya menikmati pemandangan alam,
menikmati music, dan sebagainya.
b. Kasih sayang
Kasih sayang, cinta dan kemesraan
selalu dibutuhkan manusia sebagai makhluk sosial. Manusia ingin disayangi dan
ingin menyayangi. Wujud kasih sayang ini dapat melahirkan kreativitas manusia,
manusia punya semangat hidup karena cinta dan kasih sayang. Karena itu kasih sayang,
cinta dan kemestaan adalah kebutuhan psikologis manusia.
c. Kepuasan
altruistik
Kepuasan altruistik adalah suatu
kepuasan manusia untuk berbuat baik atau berbakti kepada orang lain, kepada
suatu ide,atau suatu cita-cita.
d. Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari
ukuran kekayaan atau kekuasaan, namun demikian dari kekayaan dan kekuasaan
kadangkala melahirkan kehormatan. Kehormatan biasanya lahir dari kewibawaan,
kebajikan kearifan seseorang, karena itu orang yang paling dihormati atau di
segani biasanya mendapat tempat pada lapisan atas sehingga mereka sering
menjadi pemimpin atau pemangku adat.
e. Kepuasan Ego
Kepuasan ego terwujud jika seseorang
merasa puas setelah berhasil mencapai cita-cita, keinginan, dan sebagainya.
E. BUDAYA DIPEROLEH MELALUI PROSES
BELAJAR
Sebagaimana telah dibahas, bahwa
kebudayaan diperoleh melalui proses belajar dari masyarakat dan lingkungannya.
Tata kelakuan yang didasari kebudayaan dipelajari oleh anggota masyarakat yang
lain secara turun temurun. Namun demikian, tidak semua tingkah laku yang
dipelajari adalah kebudayaan. Binatang juga dapat belajar, tetapi tingkah laku
yang dipelajarinya bukanlah kebudayaan. Binatang dapat mengikuti perintah
majikannya, namun tidak dapat membuat dan mengembangkan kebudayaan. Perbedaan
tingkah laku binatang yang dipelajari dan tingkah laku budaya manusia sangat
penting, tidak saja untuk memahami asal-usul kebudayaan, melainkan juga untuk
mengenal sifat-sifat hakikat kebudayaan.
Proses belajar kebudayaan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat dapat melalui:
1. Proses Internalisasi
Manusia mempunyai potensi, bakat dan
kecenderungan secara genetis untuk mengembangkan berbagai perasaan, hasrat,
nafsu, serta emosi dalam kepribadiannya. Kecenderungan dan potensi pengembangan
kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam,
lingkungan sosial dan lingkungan
budaya. Setiap hari manusia belajar merasakan kegembiraan, kesedihan dan
lain-lain.
Dengan demikian, proses
internalisasi ialah proses pengembangan potensi yang di miliki manusia, yang di
pengaruhi baik lingkungan internal dari dalam diri manusia itu maupun
eksternal, yaitu pengaruh dari luar diri manusia.
2. Proses Sosialisasi
Dalam proses sosialisasi seorang
individu dari masa kanak-kanak sampai masa tua selalu belajar pola-pola
tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekitarnya yang menduduki
beraneka macam peranan sosial. Syarat terjadinya proses sosialisasi adalah :
a. Individu harus di beri
keterampilan yang di butuhkan bagi hidupnya kelak di masyarakat.
b. Individu harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca,
menulis dan berbicara.
c. Pengendalian fungsi-fungsi
organik harus di pelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Indivdu harus di biasakan dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
3. Proses Enkulturasi
Dalam proses ini seorang individu
mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat,
system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Sejak
kecil proses enkulturasi sudah di mulai dalam akal pikiran manusia mula-mula
dari lingkungan keluarganya, kemudian teman bermain, lingkungan masyarakat
dengan meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh
karena itu, proses ini di sebut juga dengan pembudayaan atau dalam bahasa
inggris institutionaliozation.
4. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN
PENGGUNA KEBUDAYAAN
Manusia di lahirkan sebagai makhluk
hidup yang paling sempurna, karena manusia di berikan akal, sehingga dengan
akalnya manusia dapat memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup
manusia tidak pernah terhenti, hal ini menuntut manusia untuk terus berfikir
bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan memenuhi kebutuhan hidup inilah
akhirnya melahirkan berbagai cipta dan karya manusia, atau apa yang kita kenal
kebudayaan. Jadi pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu manusia di sebut sebagai pencipta dan
pengguna kebudayaan, bahkan di sadari atau tidak kadangkala manusia merusak
kebudayaan yang telah di ciptakannya itu.
Hasil cipta dan karya manusia antara
lain melahirkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama membantu mempermudah
manusia serta dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga
kebudayaan memiliki peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar
manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan
perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan
manusia, termasuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
Dengan demikian, manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan.
Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil
ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah
lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang
besar bagi manusia dan masyarakat untuk menaklukan berbagai macam kekuatan yang
harus di hadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain.
Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual
maupun materil.
Kebudayaan masyarakat tersebut
sebagian besar di penuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu
sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan
yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan
di dalamnya.
Dalam kaitannya untuk memenuhi
segala macam kebutuhan dan tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam
pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di
dalam batas-batas untuk melindungi dirinya, namun dengan akal pikirannya
manusia terus berusaha. Sehingga semakin hari pemikiran manusia semakin
berkembang dan masyarakat semakin kompleks, kemudian lahirlah taraf
kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang
memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai
alam.
B. PENGARUH BUDAYA TERHADAP
LINGKUNGAN
Budaya yang di kembangkan oleh
manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang.
Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakat yang tampak dari
luar, artin6ya orang asing dapat melihat kekhasan budaya suatu daerah/kelompok.
Dengan menganalisa pengaruh dan akibat budaya dan lingkungan, seseorang dapat
mengetahui suatu lingkungan berbeda dengan lingkungan yang lainya dan tentu
menghasilkan kebudayaan yang berbeda.
Beberapa Variavel yang berhubungan
dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
a) Physical Environtment, menunjuk
kepada lingkungan natural
b) Cultural Social Environment,
Meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi
c) Environmental Orientation and Representation,
Mengacu kepada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda pada setiap
masyarakat mengenai lingkungannya.
d) Enviromental Behavior and
Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan
sosial
e) Out Carries Product, meliputi
hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas,dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu
berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai, dan aspek kehidupan lainnya
yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainya.
C. PROSES DAN PERKEMBANGAN
KEBUDAYAAN
Perkembangan kebudayaan terhadap
dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memilki eksistensi dan
berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi
kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimiliki suatu
kelompok tidak akan terhindar dari pengaruh pengaruh kebudayaan
kelompok-kelompok lain dengan adaya kontak-kontak antar kelompok atau melalui
proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu
apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang
dihadapinya. Pengadopsian tersebut diprngaruhi oleh faktor-faktor fisikal,
seperti iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya.
Perkembangan zaman juga mendorong
terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang termasuk dalam kebudayaan. Mau
tidak mau kebudayaan yang dianut semua kelompok sosial akan bergeser baik itu
secara lambat maupun cepat yang akanm menimbulkan antara kelompok-kelompok yang
menghendaki perubahan dan yang tidak menghendaki perubahan.
Hal yang terpenting dalam proses
pengembangan suatu kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali
terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut
kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak
belakang dengan perilaku yang dianut didalam kelompok sosialnya. Yang
diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada dimasyarakat, yang menjadi
suatu “cambuk” bagi komunitas yang enganut kebudayaan tersebut. Sehingga mereka
dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
D. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
1. Hambatan budaya yang berkaitan
dengan pandangan hidup dan siatem kepercayaan.
Misalnya, keterkaitan orang jawa
terhadap tanah yang mereka tempati secara turun temurundiyakini sebagai pembari
berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih
pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan
dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang, hambatan ini dapat terjadi antara
masyarakat dan pelaksana pembangunan. Contohnya program Keluarga Berencana atau
KB semula di tolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki.
3. Hambatan budaya berkaitan dengan
faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk menstransmigrasikan
penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal
ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru
hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat
yang lama.
4. Masyarakat yang terasing dan
kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat daerah-daerah terpencil
yang kurang komunikasi dengan masyarakat luas, karena pengetahuannya serba
terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.
5. Sikap tradisionalisme yang
berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan
budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu akan
merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun temurun.
6. Sikap Etnosentrisme
Sikap etnosentrisme adalah sikap
yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya
suku lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara,
yakni pertentangan suku, agama, ras, dan antar golongan.
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil
kebudayaan, sering kali disalah gunakan oleh manusia, sebagi contoh nuklir dan
bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu
generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya
banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
8. Cultural Shock atau gagap budaya,
apabila manusia tidak bias menyesuaikan atau beradaptasi dengan budaya lain,
sehingga menimbulkan keraguan dan kecanggungan.
E. TRIANGULASI: INDIVIDU,
MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Sebagian bagian akhir dari modul
ini, akan disajikan dengan triangulasi: Individu, masyarakat, dan
kebudayaan. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa sebagai makhluk hidup
manusia merupakan kesatuan biologis yang perlu hidup berkawan. Perkawanan
tersebut tidak lain adalah untuk menciptakan kebudayaan yang menghasilkan
alat-alat material juga immaterial yang diperlukan dalam kehidupannya.
Kebudayaan tersebut pada hakekatnya merupakan alat-alat yang digunakan oleh
manusia untuk keberadaan dan kelangsungan hidupnya atau memenuhi kebutuhan
hidupnya. Betapa pentingnya kebudayaan bagi kehidupan manusia dikemukakan oleh
dua antropolog, yaitu Melville J. Horkovite dan B. Malinowski (Soekanto,
1981:56) yang mengemukakan pengertian cultural determination yang berarti bahwa
segala sesuatu yang terdapatdimasyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang
dimilki oleh masyarakat tersebut.
Dari uraian tersebut, terlihat bahwa
terdapat hubungan timbal balik antara individu, masyarakat, dan kebudayaan yang
mempengaruhi kehidupan manusia. Keterkaitan itu disebabkan apabila kita
berbicara masalah manusia dengan kebudayaannya, demikian pula jika kita
berbicara masalah kebudayaan persoalannya akan dihadapkan kepada masyarakat dan
anggotanya, yaitu manusia yang terhimpun didalamnya maupun interaksi antara
kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat lain. Secara sederhana hubungan
tersebut dalam digambarkan dalam segitiga sebagai berikut (Syarif Hamid,
1995:96):
Ketiga sisi segitiga itu sama
pentingnya namun masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri dan mempunyai
peranan khusus yang memberikan bentuk kepada masing-masing unsur tersebut. Jika
diteliti lebih mendalam, yang memegang peranan penting dalam ketiga unsur
tersebut adalah manusianya. Sebagaimana dikemukakan Ciinton (dalam Syafri
Hamid, 1995:96) bahwa:
“.....the individual is a
living organism capable of independent thought feeling and action, but with his
independence limited all his responses profoundly modified by contact with the
society and culture in which he develops”.
Manusia sebagai suatu organ hidup
mempunyai kemampuan dan tidak tergantung kepada orang lain dalam pemikkran,
perasaan dan tindakannya akan tetapi kemampuan dan ketidaktergantungannya itu
sesungguhnya juga terbatas oleh kerena semua kemampuannya itu dimodifikasikan
melalui hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan dan di dalam hubungan itu
individu bartambah maju.
Hubungan yang menunjukan keeratan
antara individu, masyarakat dan kebudayaan, adalah masyarakat adalah sekumpulan
individu, dimana tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan
sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya.
Pemisahan ketiga pengertian hanyalah secara teoritis dan untuk kepentingan
analisis, sebab dalam kenyataannya sukar untuk dipisah-pisahkan. Dalam kaitan
ini Selo Soemardjan sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto (1990:123) menyatakan
bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama menghasilkan
kebudayaan. Kerangka pemikiran Triangulasi menunjukan keeratan hubungan antara
individu, masyarakat dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya.
KESIMPULAN
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugasku4u.com/2013/04/makalah-ilmu-sosial-budaya-dasar.html
Kessing, Roger, M., 1992, Antropologi Budaya suatu persepektif Kontemporer, jilid 2, terj: Samuel Gunawan, Jakarta: Erlangga
Kessing, Roger, M., 1992, Antropologi Budaya suatu persepektif Kontemporer, jilid 2, terj: Samuel Gunawan, Jakarta: Erlangga
Koentrajaningrat (Ed), 1975, Manusia
dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Jambatan