TEKNOLOGI
Menurut Walter Buckingham yang dimaksud dengan teknologi adalah ilmu
pengetahuan yang diterapkan ke dalam seni industri, oleh karenanya
mencakup alat-alat yang memungkinkan terlaksananya efisiensi kerja
menurut keragaman kemampuan.
Atau menurut pengertian lain, teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk
memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai
dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.[3] Kalau ilmu
dasar bertujuan untuk mengetahui lebih banyak dan memahami lebih
mendalam tentang alam semesta dengan isinya, teknologi bertujuan untuk
memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan
yang mungkin dihadapi manusia. Hubungan ilmu pengetahuan dengan
teknologi sering diungkapkan sebagai berikut :
Ilmu tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah
statis (Ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu
tidak berakar.
Yang dimaksud dengan teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu :
a. Persyaratan Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :
~ memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak
mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin
menggunakan bahan impor.
~ jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
~ menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat
dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
~ memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.
b. Persyaratan Sosial, meliputi :
~ memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
~ menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang
~ menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
~ membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya
dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas
tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
Persyaratan Ekonomik, yaitu :
~ membatasi sedikit mungkin kebutuhan modal
~ mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional
~ menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada produsen
~ dapat mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang sehat.
Teknologi, selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia,
terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga memiliki
berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh
masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang
semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah
penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan
dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa
untuk dipunyaiseperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air
minum, hal-hal ini berhubungan eratdengan kualitas hidup . Kemiskinan
kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikandan pekerjaan
yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan
yanglayak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahamiistilah ini secara subyektif dan komparatif,
sementara yang lainnya melihatnya dari segi moraldan evaluatif, dan yang
lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Istilah”negara berkembang” biasanya digunakan untuk merujuk kepada
negara-negara yang “miskin.”
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan
absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set
standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat /
negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari
populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh
manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan
dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2
per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang
didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia
mengonsumsi kurang dari $2/hari.”[1] Proporsi penduduk negara berkembang
yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990
menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase
dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari
telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan
dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada
bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara
maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana
kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan
dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok
orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara
kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini,
negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan
pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian
politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Penyebab kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
* penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
* penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
* penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan
dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam
lingkungan sekitar;
* penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
* penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil daristruktur sosial.
Kaitan teknologi dan kemiskinan
Teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan
untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu
pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai
seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu
sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu
pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di
dalamnya.
Bila ditelaah, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya,
keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang
diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Padahal
manusia dalam pekerjaan ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal
budinya, melainkan dengan seluruh eksistensinya. Oleh karena itu, ketika
manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan
etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral
terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil
keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat
pertimbangan moral dan ajaran agama. Ilmuwan selaku ahli teknologi harus
bersikap mempunyai tanggung jawab sosial, yakni tanggung jawab terhadap
masyarakat menyangkut asas moral mengenai penelitian etis terhadap
obyek penelaahankeilmuan dan penggunaan pengetahuan ilmiah (teknologi)
dengan segala akibat sosialnya.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap
manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik,
ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi
yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya
perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya
disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara
manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar.
Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber :
http://juhend.wordpress.com/2012/11/03/tema-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
Contoh kasus :
Baru-baru ini, seorang anak laki-laki bernama Cheng yang baru berumur 11
tahun nekat mencuri uang seorang wanita sebesar 20.000 RMB atau setara
dengan Rp 30 juta hanya demi bermain game online kesayangannya.Kejadian
tersebut terjadi di Xianning Country, China. Cheng yang hobi bermain
game online, nampaknya kehabisan uang untuk bermain game kesayanganya,
ia pun nekat mencuri uang seorang wanita yang bernama Li. Setelah Cheng
mencuri uang wanita tersebut, Cheng langsung menuju warnet setempat
untuk memuaskan hasratnya bermain game online serta membeli beberapa
barang dari game online tersebut.
Li yang menyadari uangnya telah hilang, ia langsung melaporkan kejadian
tersebut kepada pihak kepolisian. Tanpa waktu lama, polisi akhirnya
menangkap Cheng yang diketahui mencuri uang tersebut. Ketika Cheng
pertama kali ditangkap, ia tidak mengakui perbuatan tersebut. Akan
tetapi, setelah polisi melakukan interogasi selama 5 jam, akhirnya anak
laki-laki tersebut mengakui perbuataannya.Ketika ditanyain pihak
kepolisian mengenai uang tersebut, Chen mengungkapkan baru menghabiskan
uang tersebut sebesar 266 dollar AS atau sekitar Rp 2,5 juta.
Sumber :
http://gadgetan.com/seorang-anak-nekat-mencuri-uang-rp-30-juta-demi-bermain-game-online/25722
Tanggapan : menurut saya dizaman modern seperti sekarang anak-anak sudah
terlalu asik dengan hal-hal berbau teknologi canggih seperti handphone,
internet, game online dan lain-lain. Orang tua kurang mengawasi
anak-anak nya sehingga mereka terlalu melampaui batas. Dari contoh
diatas kita bisa mengetahui bahwa anak-anak dizaman sekarang sudah
menggangap teknologi canggih adalah mainan bagi mereka sehingga mereka
melakukan segala cara untuk mendapatkan nya termasuk dengan cara
mencuri.