Jumat, 16 Januari 2015

Prasangka dan Diskriminasi

Contoh dampak nyata dari prasangka yang dibiarkan berkembang adalah kerusuhan Mei 1998 dan kerusuhan Ambon. Pada kerusuhan Mei 1998, sekelompok masyarakat melakukan tindakan agresif (membakar toko dan rumah, membunuh, dan memperkosa) terhadap etnis Tionghoa. 


Kedua kasus di atas dapat terjadi karena ada kelompok yang menyimpan prasangka sebelumnya dan akhirnya meluap kemarahannya ketika adanya provokasi oleh pihak tertentu.


Pada kerusuhan tersebut tercatat ada lebih dari 1300 korban dan kerugian material milyaran rupiah. Sementara itu, pada kerusuhan Ambon, terjadi konflik beragama yang merenggut lebih dari 1300 nyawa, 273 korban luka parah, dan 321 luka ringan. 


Dari kedua contoh di atas, kita dapat melihat prasangka adalah sesuatu yang berbahaya jika dibiarkan. Indonesia sendiri adalah tempat yang sangat rawan terhadap dampak prasangka. Disebabkan karena banyaknya kelompok di negeri kita (etnis, agama, warna kulit, dll), prasangka sangat mudah berkembangBila prasangka tersebut dipelihara dan ada provokasi dari pihak tidak bertanggung jawab, maka akan timbul sebuah konflik antar kelompok yang tentunya dapat membawa kerugian besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar