Contoh dampak nyata dari prasangka yang dibiarkan berkembang adalah kerusuhan Mei 1998 dan kerusuhan Ambon. Pada
kerusuhan Mei 1998, sekelompok masyarakat melakukan tindakan agresif
(membakar toko dan rumah, membunuh, dan memperkosa) terhadap etnis
Tionghoa.
Kedua
kasus di atas dapat terjadi karena ada kelompok yang menyimpan
prasangka sebelumnya dan akhirnya meluap kemarahannya ketika adanya
provokasi oleh pihak tertentu.
Pada kerusuhan tersebut tercatat ada lebih dari 1300 korban dan kerugian material milyaran rupiah. Sementara itu, pada kerusuhan Ambon, terjadi konflik beragama yang merenggut lebih dari 1300 nyawa, 273 korban luka parah, dan 321 luka ringan.
Dari kedua contoh di atas, kita dapat melihat prasangka adalah sesuatu yang berbahaya jika dibiarkan. Indonesia sendiri adalah tempat yang sangat
rawan terhadap dampak prasangka. Disebabkan karena banyaknya kelompok
di negeri kita (etnis, agama, warna kulit, dll), prasangka sangat mudah
berkembang. Bila
prasangka tersebut dipelihara dan ada provokasi dari pihak tidak
bertanggung jawab, maka akan timbul sebuah konflik antar kelompok yang
tentunya dapat membawa kerugian besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar