Bank juga
mengenal dua macam laporan keuangan pokok, yaitu neraca dan laporan perhitungan
rugi – Iaba. Neraca sebuah bank dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu aktiva
dan pasiva. Selanjutnya pasiva sebuah bank terdiri dari hutang dan modal.
Pada
dasarnya isi dan bentuk neraca sebuah bank tidak berbeda dengan neraca
perusahaan – perusahaan dibidang lainnya. Yaitu mengenai aktiva, hutang dan
modal sendiri.
Mengenai
bentuknya, atau biasa disebut juga susunannya, juga bisa dibedakan antara
bentuk skontro dan bentuk stafell bentuk laporan. Dalam bentuk skontro pos – pos aktiva
dicatat di sebelah debit (kiri), sedangkan pos – pos hutang dan modal sendiri dicatat pada bagian kredit (kanan).
bentuk skontro dan bentuk stafell bentuk laporan. Dalam bentuk skontro pos – pos aktiva
dicatat di sebelah debit (kiri), sedangkan pos – pos hutang dan modal sendiri dicatat pada bagian kredit (kanan).
Dengan
demikian, kemudian apa bedanya antara laporan keuangan bank dengan
laporan keuangan bukan bank?
laporan keuangan bukan bank?
Perbedaanya
terletak pada bentuk – bentuk aktiva, bentuk – bentuk hutang, bentuk – bentuk
penerimaan dan biaya serta unsur-unsur laba dan unsurunsur rugi yang membentuk
neraca dan laporan keuangan bank.
Semuanya ini
kiranya mudah dipahami kalau diingat bahwa bermula dari adanya perbedaan
kegiatan-kegiatan baik kegiatan-kegiatan utama maupun kegiatan – kegiatan
penunjang yang membawa akibat berbedanya transaksi – transaksi diantara
berbagai macam bidang usaha tersebut. Perbedaan kegiatan utama, yang dengan
sendirinya mengakibatkan perbedaan pada benda yang ditangani oleh kegiatan
perencanaan. kegiatan koordinasi, kegiatan pemasaran, dan sebagainya dan
sebagainya, maka berarti bahwa kebijakan – kebijakan manajerial yang
tepat untuk bidang usaha yang satu bisa sama sekali tidak dapat diterapkan untuk bidang usaha yang lain.
tepat untuk bidang usaha yang satu bisa sama sekali tidak dapat diterapkan untuk bidang usaha yang lain.
Mengenai
kegiatan bidang akuntansi pemyataan diatas berlaku juga. Mengingat
kenyataan bahwa macam ragam serta sifat – sifat transaksi bisnis perbankan sangat berbeda
dengan kegiatan – kegiatan bisnis lainnya, maka tidak mengherankan kalau sistem akuntansi
yang tepat dipergunakan dibidang manufaktur atau dibidang jasa perdagangan misalnya,
bisa sama sekali tidak dapat digunakan untuk bidang usaha perbankan. Kalau misalnya
konsep dan ukuran tingkat likuiditas yang banyak dipergunakan dengan sangat memuaskan
dibidang usaha manufaktur dan jasa perdagangan diterapkan begitu saja dalam bidang usaha
perbankan sama sekali tanpa penyesuaian, bisa diramalkan bank yang mendasarkan analisisnya seperti itu tidak bisa bertahan lebih dari satu triwulan. Susunan neraca seperti dibawah banyak dijumpai pada berbagai peraturan hukum perbankan.
kenyataan bahwa macam ragam serta sifat – sifat transaksi bisnis perbankan sangat berbeda
dengan kegiatan – kegiatan bisnis lainnya, maka tidak mengherankan kalau sistem akuntansi
yang tepat dipergunakan dibidang manufaktur atau dibidang jasa perdagangan misalnya,
bisa sama sekali tidak dapat digunakan untuk bidang usaha perbankan. Kalau misalnya
konsep dan ukuran tingkat likuiditas yang banyak dipergunakan dengan sangat memuaskan
dibidang usaha manufaktur dan jasa perdagangan diterapkan begitu saja dalam bidang usaha
perbankan sama sekali tanpa penyesuaian, bisa diramalkan bank yang mendasarkan analisisnya seperti itu tidak bisa bertahan lebih dari satu triwulan. Susunan neraca seperti dibawah banyak dijumpai pada berbagai peraturan hukum perbankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar