Kamis, 12 Juni 2014

Softskill - Ilmu Budaya Dasar (1)


MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


A. MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Manusia di lahirkan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, karena manusia di berikan akal, sehingga dengan akalnya manusia dapat memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak pernah terhenti, hal ini menuntut manusia untuk terus berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan memenuhi kebutuhan hidup inilah akhirnya melahirkan berbagai cipta dan karya manusia, atau apa yang kita kenal kebudayaan. Jadi pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu manusia di sebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan di sadari atau tidak kadangkala manusia merusak kebudayaan yang telah di ciptakannya itu.

Hasil cipta dan karya manusia antara lain melahirkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama membantu mempermudah manusia serta dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia, termasuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.

Dengan demikian, manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat untuk menaklukan berbagai macam kekuatan yang harus di hadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual maupun materil.

Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar di penuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalamnya.

Dalam kaitannya untuk memenuhi segala macam kebutuhan dan tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya, namun dengan akal pikirannya manusia terus berusaha. Sehingga semakin hari pemikiran manusia semakin berkembang dan masyarakat semakin kompleks, kemudian lahirlah taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai alam.

B. PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN
Budaya yang di kembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakat yang tampak dari luar, artin6ya orang asing dapat melihat kekhasan budaya suatu daerah/kelompok. Dengan menganalisa pengaruh dan akibat budaya dan lingkungan, seseorang dapat mengetahui suatu lingkungan berbeda dengan lingkungan yang lainya dan tentu menghasilkan kebudayaan yang berbeda.

Beberapa Variavel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
a) Physical Environtment, menunjuk kepada lingkungan natural
b) Cultural Social Environment, Meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi
c) Environmental Orientation and Representation, Mengacu kepada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
d) Enviromental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial
e) Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas,dan sebagainya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai, dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainya.

C. PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memilki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok tidak akan terhindar dari pengaruh pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adaya kontak-kontak antar kelompok atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya. Pengadopsian tersebut diprngaruhi oleh faktor-faktor fisikal, seperti iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya.

Perkembangan zaman juga mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut semua kelompok sosial akan bergeser baik itu secara lambat maupun cepat yang akanm menimbulkan antara kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dan yang tidak menghendaki perubahan.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan suatu kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan perilaku yang dianut didalam kelompok sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada dimasyarakat, yang menjadi suatu “cambuk” bagi komunitas yang enganut kebudayaan tersebut. Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

D. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan siatem kepercayaan.
Misalnya, keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun temurundiyakini sebagai pembari berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.

2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang, hambatan ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan. Contohnya program Keluarga Berencana atau KB semula di tolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk menstransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.

4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luas, karena pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.

5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun temurun.

6. Sikap Etnosentrisme
Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku, agama, ras, dan antar golongan.

7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering kali disalah gunakan oleh manusia, sebagi contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.

8. Cultural Shock atau gagap budaya, apabila manusia tidak bias menyesuaikan atau beradaptasi dengan budaya lain, sehingga menimbulkan keraguan dan kecanggungan.

E. TRIANGULASI: INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Sebagian bagian akhir dari modul ini, akan disajikan dengan triangulasi: Individu, masyarakat, dan kebudayaan. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa sebagai makhluk hidup manusia merupakan kesatuan biologis yang perlu hidup berkawan. Perkawanan tersebut tidak lain adalah untuk menciptakan kebudayaan yang menghasilkan alat-alat material juga immaterial yang diperlukan dalam kehidupannya. Kebudayaan tersebut pada hakekatnya merupakan alat-alat yang digunakan oleh manusia untuk keberadaan dan kelangsungan hidupnya atau memenuhi kebutuhan hidupnya. Betapa pentingnya kebudayaan bagi kehidupan manusia dikemukakan oleh dua antropolog, yaitu Melville J. Horkovite dan B. Malinowski (Soekanto, 1981:56) yang mengemukakan pengertian cultural determination yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapatdimasyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimilki oleh masyarakat tersebut.

Dari uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat hubungan timbal balik antara individu, masyarakat, dan kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Keterkaitan itu disebabkan apabila kita berbicara masalah manusia dengan kebudayaannya, demikian pula jika kita berbicara masalah kebudayaan persoalannya akan dihadapkan kepada masyarakat dan anggotanya, yaitu manusia yang terhimpun didalamnya maupun interaksi antara kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat lain. Secara sederhana hubungan tersebut dalam digambarkan dalam segitiga sebagai berikut (Syarif Hamid, 1995:96):


Ketiga sisi segitiga itu sama pentingnya namun masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri dan mempunyai peranan khusus yang memberikan bentuk kepada masing-masing unsur tersebut. Jika diteliti lebih mendalam, yang memegang peranan penting dalam ketiga unsur tersebut adalah manusianya. Sebagaimana dikemukakan Ciinton (dalam Syafri Hamid, 1995:96) bahwa:

“.....the individual is a living organism capable of independent thought feeling and action, but with his independence limited all his responses profoundly modified by contact with the society and culture in which he develops”.

Manusia sebagai suatu organ hidup mempunyai kemampuan dan tidak tergantung kepada orang lain dalam pemikkran, perasaan dan tindakannya akan tetapi kemampuan dan ketidaktergantungannya itu sesungguhnya juga terbatas oleh kerena semua kemampuannya itu dimodifikasikan melalui hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan dan di dalam hubungan itu individu bartambah maju.

Hubungan yang menunjukan keeratan antara individu, masyarakat dan kebudayaan, adalah masyarakat adalah sekumpulan individu, dimana tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Pemisahan ketiga pengertian hanyalah secara teoritis dan untuk kepentingan analisis, sebab dalam kenyataannya sukar untuk dipisah-pisahkan. Dalam kaitan ini Selo Soemardjan sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto (1990:123) menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan. Kerangka pemikiran Triangulasi menunjukan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar