MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A.
MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Manusia
di lahirkan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, karena manusia di
berikan akal, sehingga dengan akalnya manusia dapat memenuhi segala macam kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak pernah terhenti, hal ini menuntut
manusia untuk terus berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan
memenuhi kebutuhan hidup inilah akhirnya melahirkan berbagai cipta dan karya
manusia, atau apa yang kita kenal kebudayaan. Jadi pada dasarnya manusia
menciptakan kebudayaan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu
manusia di sebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan di sadari
atau tidak kadangkala manusia merusak kebudayaan yang telah di ciptakannya itu.
Hasil
cipta dan karya manusia antara lain melahirkan teknologi yang mempunyai
kegunaan utama membantu mempermudah manusia serta dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1.
Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2.
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.
Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia, termasuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
4.
Pembeda manusia dan binatang.
5.
Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di
dalam pergaulan.
6.
Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7.
Sebagai modal dasar pembangunan.
Dengan
demikian, manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia
dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada
kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi
manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
Kebudayaan
mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat untuk menaklukan
berbagai macam kekuatan yang harus di hadapi manusia dan masyarakat seperti
kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan
kepuasan baik secara spiritual maupun materil.
Kebudayaan
masyarakat tersebut sebagian besar di penuhi oleh kebudayaan yang bersumber
pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat
terhadap lingkungan di dalamnya.
Dalam
kaitannya untuk memenuhi segala macam kebutuhan dan tindakan untuk melindungi
diri dari lingkungan alam pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan
semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya, namun
dengan akal pikirannya manusia terus berusaha. Sehingga semakin hari pemikiran
manusia semakin berkembang dan masyarakat semakin kompleks, kemudian lahirlah
taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang
memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai
alam.
B.
PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN
Budaya
yang di kembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakat yang tampak dari luar, artin6ya orang asing dapat melihat kekhasan
budaya suatu daerah/kelompok. Dengan menganalisa pengaruh dan akibat budaya dan
lingkungan, seseorang dapat mengetahui suatu lingkungan berbeda dengan
lingkungan yang lainya dan tentu menghasilkan kebudayaan yang berbeda.
Beberapa
Variavel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
a)
Physical Environtment, menunjuk kepada lingkungan natural
b)
Cultural Social Environment, Meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses
sosialisasi
c)
Environmental Orientation and Representation, Mengacu kepada persepsi dan
kepercayaan kognitif yang berbeda pada setiap masyarakat mengenai
lingkungannya.
d)
Enviromental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan
lingkungan dalam hubungan sosial
e)
Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
komunitas,dan sebagainya.
Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam
lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai, dan
aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan
masyarakat lainya.
C.
PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Perkembangan
kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memilki
eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang
mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan
kebudayaan.
Kebudayaan
yang dimiliki suatu kelompok tidak akan terhindar dari pengaruh pengaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adaya kontak-kontak antar kelompok
atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu
kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau
memenuhi tuntutan yang dihadapinya. Pengadopsian tersebut diprngaruhi oleh
faktor-faktor fisikal, seperti iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya.
Perkembangan
zaman juga mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang termasuk
dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut semua kelompok sosial
akan bergeser baik itu secara lambat maupun cepat yang akanm menimbulkan antara
kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dan yang tidak menghendaki
perubahan.
Hal
yang terpenting dalam proses pengembangan suatu kebudayaan adalah dengan adanya
kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan
oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan
sangat bertolak belakang dengan perilaku yang dianut didalam kelompok
sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada dimasyarakat,
yang menjadi suatu “cambuk” bagi komunitas yang enganut kebudayaan tersebut.
Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang
tidak sesuai.
D.
PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
1.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan siatem kepercayaan.
Misalnya,
keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun
temurundiyakini sebagai pembari berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan
kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka
umumnya miskin.
2.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang,
hambatan ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.
Contohnya program Keluarga Berencana atau KB semula di tolak masyarakat, mereka
beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
3.
Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya
untuk menstransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk
bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan
hidup mereka di tempat yang lama.
4.
Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat
daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luas, karena
pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima
program-program pembangunan.
5.
Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap
ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang
menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka
miliki secara turun temurun.
6.
Sikap Etnosentrisme
Sikap
etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan
menganggap rendah budaya suku lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu
timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku, agama, ras, dan antar
golongan.
7.
Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering kali disalah gunakan oleh
manusia, sebagi contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia
bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan
tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan
manusia.
8.
Cultural Shock atau gagap budaya, apabila manusia tidak bias menyesuaikan atau
beradaptasi dengan budaya lain, sehingga menimbulkan keraguan dan kecanggungan.
E.
TRIANGULASI: INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Sebagian
bagian akhir dari modul ini, akan disajikan dengan triangulasi: Individu,
masyarakat, dan kebudayaan. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa sebagai
makhluk hidup manusia merupakan kesatuan biologis yang perlu hidup berkawan.
Perkawanan tersebut tidak lain adalah untuk menciptakan kebudayaan yang
menghasilkan alat-alat material juga immaterial yang diperlukan dalam
kehidupannya. Kebudayaan tersebut pada hakekatnya merupakan alat-alat yang
digunakan oleh manusia untuk keberadaan dan kelangsungan hidupnya atau memenuhi
kebutuhan hidupnya. Betapa pentingnya kebudayaan bagi kehidupan manusia
dikemukakan oleh dua antropolog, yaitu Melville J. Horkovite dan B. Malinowski
(Soekanto, 1981:56) yang mengemukakan pengertian cultural determination yang
berarti bahwa segala sesuatu yang terdapatdimasyarakat ditentukan adanya
kebudayaan yang dimilki oleh masyarakat tersebut.
Dari
uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat hubungan timbal balik antara individu,
masyarakat, dan kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan
manusia. Keterkaitan itu disebabkan apabila kita berbicara masalah manusia
dengan kebudayaannya, demikian pula jika kita berbicara masalah kebudayaan
persoalannya akan dihadapkan kepada masyarakat dan anggotanya, yaitu manusia
yang terhimpun didalamnya maupun interaksi antara kelompok masyarakat yang satu
dengan masyarakat lain. Secara sederhana hubungan tersebut dalam digambarkan
dalam segitiga sebagai berikut (Syarif Hamid, 1995:96):
Ketiga
sisi segitiga itu sama pentingnya namun masing-masing mempunyai sifat
sendiri-sendiri dan mempunyai peranan khusus yang memberikan bentuk kepada
masing-masing unsur tersebut. Jika diteliti lebih mendalam, yang memegang
peranan penting dalam ketiga unsur tersebut adalah manusianya. Sebagaimana
dikemukakan Ciinton (dalam Syafri Hamid, 1995:96) bahwa:
“.....the individual is a living organism capable of independent
thought feeling and action, but with his independence limited all his responses
profoundly modified by contact with the society and culture in which he
develops”.
Manusia
sebagai suatu organ hidup mempunyai kemampuan dan tidak tergantung kepada orang
lain dalam pemikkran, perasaan dan tindakannya akan tetapi kemampuan dan
ketidaktergantungannya itu sesungguhnya juga terbatas oleh kerena semua
kemampuannya itu dimodifikasikan melalui hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan dan di dalam hubungan itu individu bartambah maju.
Hubungan
yang menunjukan keeratan antara individu, masyarakat dan kebudayaan, adalah
masyarakat adalah sekumpulan individu, dimana tidak ada masyarakat yang tidak
mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat
sebagai wadah pendukungnya. Pemisahan ketiga pengertian hanyalah secara
teoritis dan untuk kepentingan analisis, sebab dalam kenyataannya sukar untuk
dipisah-pisahkan. Dalam kaitan ini Selo Soemardjan sebagaimana dikutip Soerjono
Soekanto (1990:123) menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang-orang
yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan. Kerangka pemikiran Triangulasi
menunjukan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan kebudayaan yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar